Minum Es Tidak Menyebabkan Pilek: Saatnya Membedakan Mitos dan Fakta Medis

Cianjur, 27 Juli 2025 – Dalam kehidupan sehari-hari, mitos seputar kesehatan masih menjadi bagian dari pola pikir masyarakat, terutama yang diwariskan secara turun-temurun tanpa dasar ilmiah yang kuat. Salah satu mitos yang sangat populer adalah anggapan bahwa minum es dapat menyebabkan batuk dan pilek. Padahal, secara medis, pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar.

Pilek dan batuk umumnya disebabkan oleh infeksi virus, bukan karena suhu dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Virus seperti rhinovirus, influenza, atau virus corona jenis tertentu menyebar melalui droplet udara atau kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi. Ketika seseorang terserang virus, maka munculah gejala seperti bersin, hidung tersumbat, batuk, dan demam ringan.

“Minum es atau makanan dingin tidak menyebabkan infeksi virus. Namun, dalam beberapa kondisi, konsumsi minuman dingin bisa memperparah gejala yang sudah ada, terutama bagi individu dengan sensitivitas saluran napas atau daya tahan tubuh yang sedang menurun,” ungkap Rezza Siti Maulidah Pratiwi, S.Tr.Keb., selaku pembina Tim Media dan Publikasi SMK Kesehatan Bhakti Medika Cianjur.

Penjelasan medis tersebut juga diperkuat oleh berbagai organisasi kesehatan seperti Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Kementerian Kesehatan RI. Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa minuman dingin seperti es teh atau es krim dapat langsung menyebabkan seseorang jatuh sakit. Justru yang perlu diwaspadai adalah penyebaran virus dari lingkungan sekitar, kurangnya higienitas tangan, atau ventilasi ruangan yang buruk.

Sayangnya, mitos ini masih dipercaya dan diwariskan, bahkan sering kali menjadi dasar larangan pada anak-anak atau pasien tanpa mempertimbangkan kondisi kesehatan yang sebenarnya. Akibatnya, pendekatan terhadap pencegahan penyakit sering kali tidak tepat sasaran.

.

Melalui publikasi ini, SMK Kesehatan Bhakti Medika Cianjur menegaskan kembali pentingnya literasi kesehatan berbasis ilmu. Edukasi yang tepat perlu terus digalakkan untuk mengikis miskonsepsi di tengah masyarakat, agar masyarakat tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga bijak dalam menyikapi informasi medis yang beredar.

Dengan memahami fakta medis yang benar, kita dapat membangun kebiasaan hidup yang sehat, logis, dan bebas dari kekhawatiran yang tidak berdasar. Mari ciptakan generasi sehat yang kritis dan teredukasi sejak dini  karena sehat bukan sekadar kebiasaan, tetapi juga hasil dari pengetahuan yang benar.

Comments

Popular posts from this blog

Demam Bukan Musuh: Mengenal Fakta di Balik Gejala yang Sering Disalahpahami

Bijak Gunakan Antibiotik, Cegah Resistensi yang Berbahaya!